Lurah Grogol Pastikan Progres Rutilahu Dinas Perkim Berjalan Lancar dan Upah Tukang Segera Dibayar

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Lurah Grogol Pastikan Progres Rutilahu Dinas Perkim Berjalan Lancar dan Upah Tukang Segera Dibayar

Senin, 24 November 2025
Lurah Grogol, Firman Yudha Nugroho, S.IP, MA saat ditemui di kantornya.


CILEGON – Lurah Grogol, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Firman Yudha Nugroho memberikan klarifikasi soal progres pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di wilayahnya, yang sebelumnya diberitakan mangkrak. Ia menegaskan program Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Cilegon itu berjalan lancar dan hampir rampung. Bahkan upah tukang juga akan segera dibayarkan.

Hal itu disampaikan menanggapi keluhan sejumlah warga penerima bantuan yang mengatakan pekerjaan mangkrak karena upah petukang belum dibayarkan.

“Pembayaran upah tukang sudah terjadwal sesuai dalam kontrak. Rencananya akan dibayarkan besok, Selasa (25/11/2025-Red), langsung dari BJB secara tunai. Rata-rata progres pembangunan di Kelurahan Grogol lancar dan sudah mencapai 50 persen,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Senin (24/11/2025).

Firman menjelaskan, mekanisme pembayaran sudah mengikuti petunjuk teknis (juknis), di mana upah tukang dicairkan setelah progres pembangunan mencapai 50 persen. 

Meski begitu, pihaknya turut memahami bahwa masih ada warga yang belum memahami mekanisme baru program Disperkim yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Sosial.

“Sejak awal kami sudah meminta persetujuan swadaya dari warga. Karena ini program stimulan, keluarga penerima bantuan seharusnya memiliki dana cadangan, termasuk untuk mengantisipasi sementara kebutuhan upah tukang sebelum pencairan,” jelasnya.

Terkait keluhan warga soal “nota kosong”, Firman menegaskan dokumen itu merupakan surat jalan untuk pengecekan kelengkapan material untuk disesuaikan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). 

Menurutnya, sebagian warga masih menganggap program Rutilahu sama seperti skema sebelumnya yang diberikan dalam bentuk uang tunai.

“Padahal sekarang sistemnya berbeda. Bantuan diberikan dalam bentuk material senilai Rp 30 juta, dengan rincian Rp23 juta untuk material dan Rp 7 juta untuk upah tukang,” katanya.

Firman juga membantah klaim pembangunan sempat mangkrak selama dua minggu. Karena pihaknya bersama dengan Tim Fasilitator Lapangan (TFL) dari Disperkim sebagai konsultan dan Ketua RT/RW sebagai pendamping secara rutin melakukan monitoring dan pengecekan ke lokasi.

“Setahu kami, pekerjaan di Ciora Gede baru dimulai sekitar dua minggu lalu. Kalau berhenti 2–3 hari mungkin saja, tapi kalau dua minggu saya rasa tidak benar karena kan fisik hasil pekerjaan sudah 50 persen " terangnya.

"Saya juga minta maaf kalau dalam penyampaian pada saat PCM di kelurahan masih ada warga yang belum betul-betul memahami juknis program ini," tuturnya 

Ia menambahkan penunjukan penyedia material dilakukan oleh TFL berdasarkan hasil asesmen harga dan spesifikasi. 

Sementara tukang dipilih langsung oleh warga penerima manfaat, dan pembayaran dilakukan setelah verifikasi identitas.

Hal itu dibenarkan oleh Ketua RW 02 Link Cikebal Bawah, Kelurahan Grogol, Sanuri yang memastikan tidak ada pembangunan yang mangkrak. Hal itu hanya kesalah pahaman dari warga yang belum benar-benar memahami aturan baru dari program pemerintah tersebut.

“Berdasarkan pengecekan di lapangan, semua progres sudah mencapai 50 persen. Hanya ada satu yang sempat terlambat, tetapi sekarang juga sudah mencapai 50 persen, semua lancar. Tapi 3 unit bahkan sudah 85 persen progresnya," ujarnya. (*/red)

#Pembangunan
close