Illustrasi Kuyou.id
CILEGON— Kemajuan ilmu teknologi komunikasi selain bisa membantu memudahkan kita berinteraksi melalui jaringan internet. Namun dampak negatifnya juga bisa sangat berbahaya apabila kita tidak bijak dalam menggunakannya.
Melalui aplikasi jaringan internet, jual beli dan pemesanan transportasi hingga mendapatkan informasi berita kita bisa sangat mudah melakukannya melalui segenggam telepon seluler. Bahkan para pelaku penjaja seks komersial pun kini sudah banyak yang beralih secara online.
Dan tidak bisa dipungkiri, melalui aplikasi jejaring sosial Michat praktik prostitusi di Kota Cilegon kian marak dan sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di kalangan masyarakat umum di kota industri tersebut.
Sehingga dampak pemularan penyakit kelamin yang dialami oleh pelakunya, pun tidak bisa dihindari. Sebuah resiko memang, ketika kita tidak bisa mengontrol nafsu sesaat.
Salah satu pemuda di Kecamatan Jombang, yang minta namanya dirahasiakan menceritakan pengalamannya saat terkena penyakit kelamin. Ia merasakan sakit yang luar biasa setiap buang akhir kecil.
"Kemarin abis BO di Salon sekitar Ramayana ini, tahu penyakitan mah gak mau ke situ. Sakit banget kalau pipis. Gak tahu sipilis apa raja singa ini. Sekarang mah kapok, tapi gak tahu nanti mah, abis gimana saya gak punya isteri, mau nikah tuntutan biaya resepsinya mahal," ungkapnya, kepada Warta Albantani, belum lama ini.
Pemuda ini juga menjelaskan soal tarif open BO dan bagaimana ia yang terbiasa memakai jasa penjaja seks komersial, melalui aplikasi Michat karena dirasa lebih terjamin privasinya, ketimbang jajan di tempat lokalisasi.
"Tarif Michat mah bervariasi, kalau agak cantik mah lumayan minta gopek (Rp. 500 ribu-red) ke atas, kalau asal ada 'lubang' mah 100 juga mau, itu juga biasanya udah jadi pasien (bekas) yang kesekian. Emang lebih pakai Michat, gak tengsin. Tinggal masuk hotel, rumah kontrakan atau salon yang juga nyambi, selesai, bayar, balik," jelasnya.
Karena mengaku sudah beberapa kali terkena penyakit kelamin, ia menyatakan ingin berhenti dan berharap bisa menemukan isteri yang bisa menerimanya apa adanya.
"Selain sakit banget, malu juga beli obatnya ke apotik. Yang udah mah udahlah, saya harap generasi muda negeri ini khususnya di Cilegon jangan sampai ikut-ikutan open BO gitu lah, kalau ceweknya jorok bisa kena penyakit, sakitnya minta ampun," tandasnya.
Sebuah konsekuensi kemjuan teknologi yang memang sangat dahsyat dampaknya. Dan memang kembali pada diri personal masing-masing. Akan tetapi alangkah bijaknya apabila orangtua dan juga pihak pemerintah bisa tanggap dengan melakukan upaya-upaya antisipasi. (*red)
#Kesehatan