CILEGON— Praktek prostitusi online lewat jejaring Media Sosial (Medsos) tidak hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Istilah Open Booking Online (Open BO) bahkan kini sudah cukup familiar dihampir semua kalangan.
Dan dari informasi yang dihimpun, prostitusi online melalui media sosial ini juga kabarnya kian marak terjadi di Kota Cilegon.
Melalui aplikasi yang mudah dalam handphone, pelaku Open BO dalam menggaet para pelanggannya umumnya dengan menggunakan aplikasi bernama Michat, disitu pelaku bisa menawarkan harga dan mengunggah foto.
Seperti yang diungkapkan salah satu pengguna Michat asal Cilegon berinisial GT, yang mengaku sering menggunakan jasa prostitusi online melalui aplikasi Michat.
Selain gampang dalam bertransaksi, penjual jasa esek-esek melalui Michat dikatakan GT sangat murah, yakni berkisar Rp 300 ribu sekali kencan sudah termasuk tempat, baik itu hotel maupun kost-kostan.
"Jika open BO mereka menulis di deskripsi, dari harga hingga foto bisa dilihat langsung. Jarak lokasi pun bisa diketahui. Rata-rata harga yang mereka tawarkan Rp 300 ribu sudah termasuk tempat," ujar GT, Senin (10/7/2023).
Menurut GT, dengan menggunakan aplikasi Michat memang cukup mudah memenuhi kebutuhan jasmani para lelaki, hanya dengan membuka aplikasi kemudian menemukan foto cantik bisa langsung chat dan booking.
Meskipun lebih aman dibanding prostitusi di lokalisasi yang kurang menjamin privasi dan resiko kena razia petugas, GT juga mengakui kalau melalui Medsos ini tidak sedikit yang ternyata dimanfaatkan untuk penipuan, biasanya ketika deal pelaku meminta uang muka atau DP.
"Emang lebih aman dari lokalisasi, tapi ada juga yang nipu, kalau udah deal pelaku meminta uang muka melalui transfer, ketika sudah ditransfer nomor kita diblokir. Jadi kalau menggunakan jasa itu saya cari deskripsi yang bayar di tempat atau cash," ungkapnya.
GT menambahkan, fenomena prostitusi online menggunakan
Medsos sudah tidak asing lagi di Cilegon, dimana aplikasi tersebut kini banyak digunakan oleh para lelaki hidung belang dalam melampiaskan hasrat birahinya.
"Prostitusi online menggunakan Michat sudah marak di Cilegon Pernah saya tanya ke pelaku open BO, di Cilegon dalam sehari bisa melayani 5 hingga 8 tamu atau pria hidung belang," terangnya.
"Pelaku open BO mengaku berasal dari berbagai daerah datang ke sini bersama teman-temannya yang berprofesi sama, dan berpindah-pindah lokasi dari hotel ke hotel, ada juga yang sudah berani di kost-kost an, biasanya yang aman di lingkungan yang warganya cuek," sambungnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua LSM DPW Independen Nasionalis Anti Korupsi (Inakor) Provinsi Banten, Handi Oktavianus mengaku miris dengan fenomena tersebut. Ia menyebut kalau sejauh ini para pelaku open BO masih didominasi perempuan dari luar daerah dan menjadikan Cilegon sebagai pangsa pasarnya.
"Kalau faktor kemiskinan saya kira kurang relevan dengan kondisi Cilegon yang makin maju dengan keberadaan ratusan industri raksasa, terlebih dari data hasil investigasi tim kita, juga didapati pelaku open BO ini kebanyakan berasal dari luar daerah. Tapi kalau ini terus dibiarkan kita merasa miris karena ini jelas merusak moral dan keimanan bahkan beresiko menularkan penyakit kelamin hingga AIDS," ungkapnya. Selasa (11/9/2023).
"Faktor keharmonisan keluarga sebagai sekolah pertama dalam kehidupan manusia mungkin faktor yang menyebabkan orang terjun ke praktik prostitusi, bisa juga minim skill dan kemalasan untuk kerja," sambungnya.
Selain menyoroti sejumlah hotel, Handi juga menyebutkan para pelaku open BO di Cilegon juga kini sudah berani merambah ke rumah kontrakan atau kost-kostan yang berada di tengah pemukiman warga.
"Bahkan sudah berani main di kost-kostan, seperti yang di Ciwaduk kemarin. Itu Satpol PP bertindak setelah ramai di berita. Kalau melihat di aplikasi Michat, banyak titik lokasi kost-kostan di Cilegon ini yang dijadikan tempat prostitusi oleh pelaku open BO. Fenomena ini kemungkinan bagi pelaku open BO, biaya sewa lebih murah dibanding hotel. Ini juga bisa jadi karena pemilik kost dan warga sekitarnya acuh tidak peka dengan lingkungannya," bebernya.
Untuk itu, LSM Inakor Banten mendesak kepada pihak-pihak terkait di Kota Cilegon agar tidak tinggal diam dan segera melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap praktik prostitusi online yang dianggapnya makin marak di Cilegon.
"Sejauh ini bagaimana pengawasan dari Ketua RT/RW dan Linmas serta Trantib di kelurahan-kelurahan terhadap rumah kost-kostan? Dan di hotel-hotel seberapa sering dilakukan razia oleh petugas? Dan APH juga punya peran besar untuk menindak praktik prostitusi. Untuk itu, kita dari LSM Inakor mendesak kepada semua pemangku kewenangan tersebut untuk bertindak tegas," ucapnya.
"Meskipun ini tanggung jawab kita semua masyarakat Cilegon. Ayo peduli lingkungan di sekitar kita," tandasnya. (*red)
#Sosial