Komentar
CILEGON— Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 KS Cilegon menjadi perhatian masyarakat Cilegon. Mulai dari dugaan tidak diterimanya sertifikat siswa yang memiliki prestasi di bidang pencak silat sampai sulitnya wartawan meminta keterangan baik ke Kepala SMAN 2 KS.
Martin Mardini salah satu masyarakat sekaligus Aktivis Kota Cilegon menyayangkan terkait persoalan yang timbul di SPMB SMAN 2 KS Cilegon.
"Cukup disayangkan salah satu sekolah favorit dikota Cilegon (Red_SMAN 2) banyak menimbulkan persoalan, dan kami pun prihatin kenapa seorang Kepala Sekolah maupun Ketua Panitia sulit untuk dihubungi oleh wartawan ini ada apa ? "ungkap Martin kepada awak media. Kamis (03/07/2025).
Termasuk tentang tidak adanya panitia pelaksana saat proses SPMB di sekolah, termasuk kepala sekolah yang sulit untuk ditemui, menjadikan persoalan yang sangat luar biasa karena banyak masyarakat dan wartawan yang ingin mempertanyakan serta mengetahui tentang sistem SPMB di SMKN 2 KS tersebut.
"Di beberapa media sudah beredar kalau panitia SPMB SMA 2 KS/Cilegon tidak ada di sekolahan, Kepseknnya susah dihubungi dan jarang ada di sekolah, padahal dia itu penanggung jawab SPMB, bagaimana masyarakat ingin mengetahui informasi tentang SPMB dan informasi itu sangat dibutuhkan, salah satu nya dari media" tegasnya.
Martin berharap ketegasan Kepala Dinas Pendidikan dan Gubernur Banten untuk mengevaluasi kinerja Panitia dan Kepala Sekolah SMAN 2 KS/Cilegon jika perlu lakukan Mutasi
"Persoalan ini harus disikapi oleh Gubernur Banten maupun Kepala Dinas, kalau perlu Mutasi Kepala Sekolah nya, pada proses SPMB kok gak mau respons Wartawan" tegasnya.
Selain itu, dalam waktu dekat ini, Martin bersama sejumlah pihak lainnya akan mendatangi sejumlah sekolah untuk meminta audensi perihal SPMB yang telah dilaksanakan
"Bukan hanya SMAN 2 Cilegon, kami pun bersama yang lain sepakat akan mendatangi sejumlah sekolah untuk meminta audensi,menanyakan proses SPMB ini, kita akan minta keterangan termasuk kita minta mereka membuka data semua para siswa yang sudah di terima di sekolah nya masing-masing" tutupnya. (*/Red)
#Pendidikan
