Indonesia-Uni Eropa Bersatu Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Indonesia-Uni Eropa Bersatu Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak

Minggu, 07 Desember 2025
H.E. Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia (kedua dari kiri) memberikan sambutan bersama dengan Marc Gerritsen, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN (pertama dari kiri), Sten Frimodt Nielsen, Duta Besar Kerajaan Denmark untuk Indonesia (tengah), Nikos Panayiotou, Duta Besar Republik Siprus untuk Indonesia (kedua dari kanan), dan Ulziisuren Jamsran, UN Women Indonesia Representative and Liaison ASEAN (pertama dari kanan) pada puncak acara Cycling Tour Kampanye "16 Days of Activism: Unite to End Digital Violence against All Women and Girls" di Kuningan, Jakarta pada Sabtu (6/12/2025).

JAKARTA– Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa menegaskan komitmen bersama untuk menghentikan kekerasan berbasis gender di ruang digital melalui Cycling Tour kampanye “16 Days of Global Activism Against Gender-Based Digital Violence”, yang digelar dengan rute sepanjang 10 km dari Lapangan Parkir IRTI Monas menuju One Satrio, pada Sabtu (6/12/2025).

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menekankan bahwa perlindungan perempuan dan anak harus diperkuat tidak hanya di ruang sosial dan digital, tetapi juga dalam situasi bencana yang tengah berulang di berbagai daerah. Mengawali sambutan, Deputi yang akrab disapa Lisa mengajak peserta mengheningkan cipta bagi para korban bencana di wilayah Sumatra dan Jawa Barat.

Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK, memberikan sambutan pada puncak acara Cycling Tour Kampanye "16 Days of Activism: Unite to End Digital Violence against All Women and Girls" di Kuningan, Jakarta pada Sabtu (6/12/2025)


Ia menegaskan bahwa setiap kejadian bencana membuka kembali fakta bahwa perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan, termasuk terhadap risiko kekerasan digital yang meningkat pada masa krisis. “Setiap bencana selalu menunjukkan bahwa perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan, bukan hanya terhadap kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan digital. Dalam situasi krisis, risiko eksploitasi, perundungan, dan pelecehan meningkat, termasuk di ruang daring,” ujar Lisa.

Lisa menjelaskan bahwa pemerintah kini mendorong Gerakan Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, yang memperkuat pencegahan, penanganan, pendampingan, dan pemulihan korban secara terpadu. Gerakan ini melibatkan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga pendidikan, masyarakat, serta mitra pembangunan internasional seperti Uni Eropa.

“Gerakan ini bukan sekadar dokumen kebijakan, tetapi panggilan bagi seluruh elemen bangsa untuk bergerak bersama. Perlindungan perempuan dan anak harus hadir dalam situasi damai maupun saat bencana, baik di ruang fisik maupun ruang digital,” tegasnya.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menegaskan pentingnya solidaritas lintas negara dalam menghadapi kekerasan digital terhadap perempuan dan anak, isu global yang semakin menonjol saat terjadi bencana atau kondisi darurat kemanusiaan.

H.E. Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia (tengah) bersama dengan perwakilan Kemenko PMK, Kementerian PPPA Negara-Negara Anggota Uni Eropa, UN Women Indonesia, dan Unika Atma Jaya, memberikan pernyataan komitmen bersama pada puncak acara Cycling Tour Kampanye "16 Days of Activism: Unite to End Digital Violence against All Women and Girls" di Kuningan, Jakarta pada Sabtu (6/12/2025)

 “Setiap pesepeda mewakili komitmen untuk bertindak untuk menumbuhkan rasa hormat, memastikan ekosistem digital yang aman, dan mendengarkan aspirasi perempuan secara online maupun offline. Kami bangga dengan terjalinnya kerja sama erat antara Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa dalam mempromosikan kesetaraan gender dan mengatasi tantangan bersama,” ujar Duta Besar Chaibi.

Perwakilan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia bersama dengan perwakilan Kemenko PMK, Kementerian PPPA Negara-Negara Anggota Uni Eropa, UN Women Indonesia, dan Unika Atma Jaya, memberikan pernyataan komitmen bersama pada puncak acara Cycling Tour Kampanye "16 Days of Activism: Unite to End Digital Violence against All Women and Girls" di Kuningan, Jakarta pada Sabtu (6/12/2025).

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian advokasi yang lebih luas. Sehari sebelumnya, para pakar berkumpul di Fakultas Hukum Universitas Indonesia untuk berbagi wawasan mengenai kekerasan digital berbasis gender, sekaligus memperkuat peran mahasiswa dan calon praktisi hukum dalam penanganan isu ini. 

Kemenko PMK menegaskan bahwa kolaborasi internasional ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa perempuan dan anak tetap terlindungi, terutama di tengah meningkatnya intensitas bencana yang membawa risiko berlapis, termasuk di ruang digital.

H.E. Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia (kedua dari kiri) bersama dengan Marc Gerritsen, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN (pertama dari kiri) bersepeda bersama dengan lebih dari 300 pesepeda dari Lapangan Parkir IRTI Monas menuju One Satrio pada acara Cycling Tour Kampanye "16 Days of Activism: Unite to End Digital Violence against All Women and Girls" di Jakarta pada Sabtu (6/12/2025)

Gerakan bersama ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas, memperluas edukasi digital, dan memastikan ruang daring yang aman, inklusif, serta beradab. Hadir dalam agenda tersebut, sejumlah perwakilan dari kementerian dan lembaga, berbagai delegasi Uni Eropa, negara-negara anggota EU, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas Bike to Work Indonesia. Terdapat kurang lebih 300 peserta hadir dengan bersepeda membawa bendera bertema “Unite to End Digital Violence against All Women and Girls” sebagai simbol gerakan lintas negara melawan kekerasan digital.

Lebih dari 300 pesepeda yang terdiri dari Perwakilan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Negara-Negara Anggota Uni Eropa, Pemerintah Indonesia, dan Komunitas Bike To Work (B2W) Indonesia bersepeda bersama dari Lapangan Parkir IRTI Monas menuju One Satrio pada acara Cycling Tour Kampanye "16 Days of Activism: Unite to End Digital Violence against All Women and Girls" di Jakarta pada Sabtu (6/12/2025)


Diketahui, Uni Eropa (EU)  Uni Eropa adalah persatuan ekonomi dan politik dari 27 Negara Anggota. Bersama-sama, Uni Eropa telah membangun zona yang stabil, demokratis dan pembangunan yang berkelanjutan dengan tetap menjaga keragaman budaya, toleransi dan kebebasan individu. Pada tahun 2012, Uni Eropa dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian atas upayanya mencapai perdamaian, rekonsiliasi, demokrasi dan hak asasi manusia di Eropa. Uni Eropa adalah blok perdagangan terbesar di dunia, serta sumber dan tujuan investasi asing langsung terbesar di dunia.

Secara kolektif, Uni Eropa dan Negara-negara Anggotanya adalah donor terbesar Bantuan Pembangunan Resmi (ODA), yang menyediakan lebih dari setengah ODA secara global. 27 negara anggota Uni Eropa (dalam urutan protokol) adalah: Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Jerman, Estonia, Irlandia, Yunani, Spanyol, Perancis, Italia, Siprus, Latvia, Lituania, Luksemburg, Hongaria, Malta, Belanda, Austria, Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia dan Swedia. 

Untuk informasi lebih lanjut tentang Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, akses: http://eeas.europa.eu/indonesia Ikuti akun media sosial kami di Twitter, Facebook, Instagram and Youtube Kontak Media: delegation-indonesia-info@eeas.europa.eu Biro Komunikasi dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan roinfohumas@kemenkopmk.go.id  www.kemenkopmk.go.id  X: @kemenkopmk IG :  kemenko_pmk Fb:  kemenkopmkri Menara Astra, 38th floor, Jalan Jendral Sudirman 5-6, Jakarta 10220 Indonesia Tel: (62 21) 2554 6200 - Fax: (62 21) 2554 6201 -  E-mail: delegation-indonesia@eeas.europa.eu  Website: http://eeas.europa.eu/indonesia.(*/red)

#Internasional
close